Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ciri Dan Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Malam lailatul qadar diprediksi jatuh pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Hal ini didasarkan dari sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang berasal dari Aisyah RA.
Beliau berkata bahwa Rasulullah SAW beritikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan dan beliau bersabda,

"Carilah malam lailatul qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadan," (HR Bukhari dan Muslim).

Meski tidak ada yang mengetahui secara spesifik kapan datangnya malam lailatul qadar, ada sejumlah prediksi dari para ulama besar. Sebagai contoh, Imam Al Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menyebut bahwa malam yang lebih mulia dari seribu bulan itu jatuh pada 21 dan 23 Ramadan.

Sementara itu, ulama Syafi'iyah Sayyid Sabiq melalui Kitab Fiqih Sunnahnya memprediksi malam lailatul qadar bertepatan dengan 27 Ramadan. Hal ini didasarkan dari hadits yang diriwayatkan dari Ubai bin Ka'ab, ia berkata:

"Demi Allah yang tidak ada tuhan selain Dia, sesungguhnya lailatul qadar itu berada dalam bulan Ramadan. Demi Allah, sesungguhnya aku mengetahui malam ke berapakah dia? Dia adalah malam yang kita diperintahkan untuk menghidupkannya, yaitu malam ke-27. Tandanya, matahari pada pagi harinya tampak putih tak bersinar,"

Meski hanya berupa prediksi, umat muslim bisa mengetahui kapan terjadinya lailatul qadar dengan sejumlah ciri yang muncul kala malam tersebut datang. Apa saja? Mengutip dari buku Sukses Berburu Lailatul Qadar karya Muhammad Adam Hussein S Pd MQHi, berikut pembahasannya.

5 Ciri Malam Lailatul Qadar

Ciri dan tanda malam lailatul qadar terlihat dari suasananya pada malam tersebut. Berdasarkan dari sejumlah hadits, berikut 5 ciri malam lailatul qadar.

1. Udara dan Angin Terasa Tenang
Ciri pertama dari malam lailatul qadar yaitu udara dan angin yang terasa tenang, ini sesuai dari Ibnu Abbas yang berkata Rasulullah SAW bersabda:

"Lailatul qadar adalah malam yang penuh kemudahan dan kebaikan, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari Matahari bersinar tidak begitu cerah dan nampak kemerah-merahan," (HR Ath Thoyalisi dan Al Baihaqi).

2. Langit Terlihat Bersih
Ciri dari malam lailatul qadar yang kedua yakni langit tampak bersih pada malam hari, tidak ada awan sedikit pun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin ataupun panas. Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda:

"Malam lailatul qadar itu langit bersih, udara tidak dingin atau panas, langit tidak berawan, tidak ada hujan, binatang tidak nampak dan pada siang harinya Matahari bersinar tidak begitu panas," (HR Ahmad).

3. Terbit Matahari Tidak Menyengat
Selanjutnya adalah terbit Matahari tidak menyengat. Dari Ubaiy bin Ka'ab RA berkata, Nabi SAW bersabda,

"Pagi hari dan malam lailatul qadar terbit Matahari tidak menyengat bagaikan bejana sampai meninggi," (HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi dan Abu Daud).

4. Malam Hari Terlihat Cerah dan Tidak Gelap
"Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam ke-27 (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya Matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru," (HR Muslim).

5. Malaikat Turun dengan Membawa Ketenangan
Ciri yang terakhir yakni malaikat turun dengan membawa ketenangan, sehingga manusia merasa ketenangan tersebut dan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari biasa.

5 Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Setelah membahas ciri malam lailatul qadar, berikut ini akan dijelaskan mengenai keutamaannya. Simak pembahasannya di bawah ini sebagaimana dikutip dari buku Ahmad Sarwat Lc MA yang bertajuk Jaminan Mendapat Lailatul Qadar.

1. Hanya Milik Umat Rasulullah
Jumhur ulama sepakat bahwa keutamaan malam lailatul qadar hanya berlaku bagi para umat Nabi SAW. Umat-umat nabi terdahulu tidak mendapatkan malam tersebut.

Ini sesuai dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Malik dalam Al-Muwaththa:

"Rasulullah diperlihatkan umur-umur manusia sebelumnya yang relatif panjang sesuai dengan kehendak Allah, sampai (akhirnya) usia-usia umatnya semakin pendek (sehingga) mereka tidak bisa beramal lebih lama sebagaimana umat-umat sebelum mereka beramal karena panjangnya usia mereka. Maka Allah memberikan Rasulullah lailatul qadar yang lebih baik dari seribu bulan," (HR Malik).

2. Malam Pencatatan Takdir Tahunan
Malam lailatul qadar menjadi malam pencatatan takdir tahunan. Allah SWT berfirman dalam surat Ad Dukhan,

"Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah," (QS. Ad Dukhan: 4).

Dalam tafsir Ibnu Katsir, ia menjelaskan bahwa pada lailatul qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, termasuk ajal dan rezeki. Selain itu, akan dicatat juga segala sesuatu hingga akhir dalam setahun. Demikian menurut riwayat yang berasal dari Ibnu 'Umar, Abu Malik, Mujahid, Adh Dhohak, dan ulama salaf lainnya.

Untuk memahami maksud dari pernyataan tersebut dapat melihat pada apa yang disampaikan Imam Nawawi dalam Syarah Muslim. Dia menyebutkan, catatan takdir tahunan tersebut didahului oleh ilmu dan penulisan Allah.

Takdir tersebut kemudian akan diperlihatkan kepada para malaikat dan ia mengetahui apa yang akan terjadi, lalu para malaikat tersebut menjalankan tugas yang diperintahkan untuk mereka.

3. Malam Turunnya Al-Qur'an
Malam lailatul qadar bertepatan dengan momentum diturunkannya Al-Qur'an. Dalil mengenai hal ini tersemat dalam surat Al Qadr ayat 1-3.

Allah SWT berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Arab latin: innā anzalnāhu fī lailatil-qadr

Artinya: 1. "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan"

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ

Arab latin: wa mā adrāka mā lailatul-qadr

Artinya: 2. "Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?"

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Arab latin: lailatul-qadri khairum min alfi syahr

Artinya: 3. "Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan."

Sebagai kitab suci yang paling mulia, Al-Qur'an juga termasuk ke dalam mukjizat utama Rasulullah SAW. Keabadian Al-Qur'an dijamin oleh Allah sampai hari kiamat tiba.

Bahkan, setelah diturunkannya Al-Qur'an, Rasulullah SAW resmi memiliki jabatan sebagai pembawa risalah dari langit sekaligus rasul dan nabi.

4. Malaikat Turun ke Bumi
Keutamaan lainnya pada malam lailatul qadar ialah turunnya para malaikat. Ini dijelaskan dalam surat Al Qadar ayat 4, berikut bunyinya:

تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ

Arab latin: Tanazzalul-malā`ikatu war-rụḥu fīhā bi`iżni rabbihim, ming kulli amr

Artinya: "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan,"

5. Diampuni Dosa-dosa Terdahulu
Malam lailatul qadar kerap disebut sebagai malam pengampunan. Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa orang yang beribadah menyambut datangnya lailatul qadar akan diampuni dosanya yang terdahulu.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa yang pada malam lailatul qadar mengerjakan ibadah dan berdoa dengan penuh keimanan yang dipersembahkan semata-mata untuk Allah, akan diampuni dari segala dosanya yang terdahulu dan yang akan datang," (HR Ahmad dan Thabrani).

Penulis: Anisa Rizki Febriani
Copyright: detikhikmah
Tanggal akses: 18/04/2023

Sumber: https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6678568/5-ciri-dan-keutamaan-malam-lailatul-qadar-yuk-simak

Posting Komentar untuk "Ciri Dan Keutamaan Malam Lailatul Qadar"