Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hindari Tertawa Berlebihan Sebagai Bentuk Adab Bercanda Dalam Islam

Sebagai makhluk sosial, manusia tentu menjalani aktivitas bersama. Ada kalanya, bercanda menjadi cara untuk mencairkan suasana sekaligus menjalin keakraban.
Bercanda memang tidak dilarang dalam ajaran Islam, namun ada beberapa adab yang perlu menjadi pedoman. Tujuan dari bercanda adalah membuat perasaan senang, jadi hendaknya untuk memilih cara bercanda yang baik agar tidak membuat sakit hati siapapun.

Dikutip dari buku Adab Bercanda dalam Islam oleh Hafidz Muftisany, setiap muslim wajib mengetahui etika dalam bercanda. Rasulullah SAW pun semasa hidupnya kerap melakukan candaan kepada istri, cucu maupun sahabatnya. Tentu dengan adab dan etika yang baik.

Adab Bercanda dalam Islam

1. Tidak membawa nama Allah SWT

Dalam bercanda sebaiknya tidak membawa atau melibatkan nama Allah SWT. Dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 65-66 dijelaskan tentang candaan dan senda gurau yang dilarang:

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ ۚ قُلْ أَبِٱللَّهِ وَءَايَٰتِهِۦ وَرَسُولِهِۦ كُنتُمْ تَسْتَهْزِءُونَ

wa la`in sa`altahum layaqụlunna innamā kunnā nakhụḍu wa nal'ab, qul a billāhi wa āyātihī wa rasụlihī kuntum tastahzi`ụn

Artinya: "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?"

2. Berbohong

Bohong merupakan perbuatan tercela. Rasulullah SAW pernah bersabda tentang larangan melontarkan kalimat bohong saat bercanda.

Diriwayatkan Abu Dawud. Rasulullah SAW bersabda:

"Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa. Celaka baginya, celaka baginya."

3. Saling menjelekkan

Dalam bercanda juga dilarang untuk saling menjelekkan satu sama lain. Perbuatan ini dapat mengundang perasaan sakit hati. .

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hujurat Ayat 11:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُوا۟ خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلْأَلْقَٰبِ ۖ بِئْسَ ٱلِٱسْمُ ٱلْفُسُوقُ بَعْدَ ٱلْإِيمَٰنِ ۚ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ

Yā ayyuhallażīna āmanụ lā yaskhar qaumum ming qaumin 'asā ay yakụnụ khairam min-hum wa lā nisā`um min nisā`in 'asā ay yakunna khairam min-hunn, wa lā talmizū anfusakum wa lā tanābazụ bil-alqāb, bi`sa lismul-fusụqu ba'dal-īmān, wa mal lam yatub fa ulā`ika humuẓ-ẓālimụn

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

4. Tertawa berlebihan

Ajaran Islam tidak melarang umatnya untuk tertawa namun secara secukupnya dan tidak berlebihan. Terkadang candaan membuat orang tertawa tapi sebaiknya tetap terkontrol.

Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati." (Shahih Sunan Ibnu Majah No 3400).

Dalam riwayat lain, Aisyah RA berkata:

"Aku belum pernah melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan lidahnya, namun beliau hanya tersenyum."

5. Tidak berkata buruk

Adab bercanda lainnya yakni tidak berkata dengan kalimat yang buruk. Bagaimanapun juga candaan merupakan cara berkomunikasi antara sesama. Sudah sepatutnya dijaga agar tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Itulah adab bercanda dalam ajaran Islam. Tujuan dari bercanda adalah menyenangkan hati jadi sebaiknya tetap dilakukan dengan hati-hati agar tidak ada yang tersakiti.

Penulis: Devi Setya
COPYRIGHT: detikcom
Tanggal akses: 18/11/2022

Sumber: https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6414484/adab-bercanda-dalam-islam-jangan-bohong---hindari-tertawa-berlebihan

Posting Komentar untuk "Hindari Tertawa Berlebihan Sebagai Bentuk Adab Bercanda Dalam Islam"