Hubungan Antara Takdir, Ikhtiar, Doa dan Tawakal
Umat muslim tentu sering mendengar istilah tentang takdir, ikhtiar, doa, dan tawakal. Berikut adalah penjelasannya.
Takdir
Mengutip buku Qadha dan Qadar oleh Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, takdir manusia sudah ditetapkan sejak sebelum penciptaan langit dan bumi. Hal ini seperti yang diriwayatkan dari Abdullah ibn Amr ibn Ash, ia berkata pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
"Allah telah menentukan takdir bagi semua makhluk lima puluh tahun sebelum Allah ciptakan langit dan bumi." Rasul juga menambahkan "..dan 'Arsy Allah itu berada di atas air." (HR. Muslim)
Dalam pengertian lain, takdir juga merupakan ketetapan Allah untuk hamba-Nya. Dalam buku Hakikat Ilmu Tasawuf oleh Dr. H. Abd. Rahman, takdir sendiri terdiri dari dua macam yaitu:
Takdir Mubram, adalah takdir yang tidak dapat berubah karena kemauan atau usaha manusia, seperti misalnya kematian. Ini sesuai dengan firman Allah surat Al A'raf ayat 34:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌۚ فَاِذَا جَاۤءَ اَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُوْنَ سَاعَةً وَّلَا يَسْتَقْدِمُوْنَ
Artinya: "Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."
Takdir Muallaq, yaitu takdir yang dapat berubah karena usaha manusia itu sendiri, misalnya kekayaan. Allah SWT berfirman dalam surat Ar Ra'd ayat 11:
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Artinya: "Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
Ikhtiar
Dr. H. Abd. Rahman menuliskan dalam bukunya, kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab yaitu ikhtaara yang berarti memilih. Sementara berdasarkan istilah, ikhtiar adalah sebuah upaya yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya baik dari segi material, spiritual, Kesehatan, atau masa depannya. Ikhtiar dilakukan dalam usaha melakukan yang terbaik, agar hidupnya senantiasa selamat dan sejahtera baik di dunia atau akhirat.
Allah juga memerintahkan manusia untuk selalu berikhtiar, seperti dalam surat Ar Ra'd di atas. Maksud dari ayat tersebut, masih mengutip buku yang sama adalah Allah memerintahkan manusia untuk berusaha. Sebab rahmat Allah akan turun melalui sebab atau usaha yang dilakukan hamba-Nya.
Doa
Doa berasal dari bahasa Arab yaitu kata da'a-yad'u-du'a'an atau da'watan. Artinya adalah panggilan, seruan, atau undangan. Karena hakikatnya hubungan manusia dengan Allah itu sama (maksudnya bahwa Tuhan memanggil kita dan kita pun memanggil-Nya). Hal ini dikutip dari buku oleh Jalaludin Rakhmat, Doa Bukan Lampu Ajaib.
Tawakkal
Berdasarkan buku Dr. H. Abd. Rahman tadi, kata tawakal, juga merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab tawakkila-yatawakkalu-tawakkullan yang artinya berserah diri atau mewakilkan. Adapun secara istilah, tawakal adalah sikap berserah diri kepada Allah, atau menyerahkan suatu urusan kepada Allah yang mengatur segalanya. Tawakkal biasanya dilakukan setelah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuannya.
Hubungan antara Takdir, Ikhtiar, Doa, dan Tawakal
Takdir, ikhtiar, doa, dan tawakkal sudah menjadi satu kesatuan. Kita sering memiliki prasangka, mana mungkin orang bisa jadi kaya hanya lewat doa dan tanpa bekerja keras? Sehingga, doa, ikhtiar, dan tawakal menjadi penting untuk menyandarkan diri pada pertolongan Allah.
Allah memang berkehendak menetapkan takdir, namun dengan berdoa, jiwa kita akan lebih memahami bagaimana kehendak yang Allah tetapkan. Apabila gagal, kita tidak akan berputus asa. Dan apabila berhasil, kita kemudian tidak menjadi orang yang mudah lupa diri. Begitu yang ditulis Abdillah F. Hasan dalam bukunya, Mukjizat Energi Tawakal.
Hal ini dijelaskan juga oleh Allah melalui firman-Nya dalam surat Al Hadid ayat 22-23:
"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri."
Sumber : https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6374336/apa-hubungan-antara-takdir-ikhtiar-doa-dan-tawakal
Posting Komentar untuk "Hubungan Antara Takdir, Ikhtiar, Doa dan Tawakal"